LITTLE STORY 'BOUT LEADERSHIP I



Peter Jackson

PROFIL DALAM KEPEMIMPINAN

Ketika Peter Jakcson membaca trilogi The Lord Of The Rings di usia 18 tahun, ia tidak sabar menunggu kisah tersebut di tuangkan dalam film; 20 tahun kemudian, ia sendirilah yang membuat film tersebut. Di tahun 2004, film The Lord Of The Rings: The Ruturn Of The King membawa pulang 11 Academy Awards dan memenangkan piala Oscar di setiap kategori film itu di nominasikan. Ini merupakan rekor perolehan piala Oscar terbanyak yang diraih oleh suatu film. Prestasi semacam ini tampak mustahil bagi seorang produser/sutradara yang debut filmnya berjudul Bad Taste, ketika film tersebut dan film-film berikutnya menunjukkan hasil yang sama. Peter Jackson membuat film-film horror yang begitu mengerikan dan menjijikkan, sehingga para penggemarnya menjulukinya sebagai “Sultan Of Splatter”. Meski demikian, bakatnya terlihat jelas oleh mata-mata yang tajam-paling tidak oleh mata pecinta film horror. Film Bad Taste dielu-elukan sebagai sebuah kultus klasik di Festival Film Cannes, dan para penggemar film horror menyebut Jackson sebagai orang barbakat yang harus diikuti.

Ketika seorang penulis skenario bernama Costa Botes mendengar bahwa The Lord Of The Rings akan dibuat menjadi sebuah film aksi yang hidup, ia berpikir bahwa tugas tersebut benar-benar sinting. Sudah menjadi rahasia umum bahwa trilogi yang fantastis dan kompleks tersebut tidak akan dapat dituangkan dalam bentuk aksi di layar kaca. Tetapi ia juga percaya bahwa, “tidak akan ada sutradara di bumi ini (selain Peter Jackson) yang dapat melakukannya dengan benar” (Botes, 2004). Dan, Peter Jakson berhasil melakukannya. Ada apa kepemimpinan yang ditunjukkan oleh “Sultan Of Splatter” ini, sehingga dapat membuat orang lain percaya dengan kemampuannya untuk membuat film terbesar dan terbaik sepanjang masa? Apa yang memberikannya kepercayaan diri untuk mencoba? Apa yang membuat orang lain mau bersama-sama mewujudkan visinya?

Efektivitas kepemimpinan Peter Jackson sebagian besar merupakan hasil kombinasi unik dari kualitas personal dan bakat-bakatnya. Seorang rekan sejawatnya, misalnya, menjulukinya sebagai “salah satu orang terpintar yang saya kenal”, seperti halnya orang yang tidak konvensional berupaya untuk melawan kekuasaan yang sudah ada. Jackson juga seorang pekerja yang tidak kenal lelah yang kesuksesan awalnya diraih berkat ambisi dan ketekunannya yang mantap (Botes, 2004). Awal kesuksesannya didorong oleh kejeniusannya dalam membuat film beranggaran rendah dan sebenarnya tanpa bantuan dari pegawai lain. Ketika membaca komentar orang-orang yang bekerja dengannya dalam proyek LOTR, tampak jelas bahwa kepemimpinannya telah berkembang dari tahun ke tahun. Kemampuannya untuk mengkomunikasikan visi bersama dan mengilhami sekian banyak pegawai untuk melakukan pekerjaannya yang luar biasa, sehingga mampu membuat LOTR meraih kesuksesan yang spektakuler.

Sumber: Diadaptasi dari Costa Botes, Made In New Zealand: The Cinema Of Peter Jackson, NZEDGE.com, Mei 2004.

Komentar

Postingan Populer