Manajemen Produksi dan Operasional
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASIONAL
PENDAHULUAN
Seperti di ketahui manajemen
pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi dan
operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan
barang atau jasa sehingga dapat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu,
tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi dan
operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi dan operasi.
Pelaksanaan kegiatan manajemen
merupakan tanggung jawab seorang manajer
diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab lebih besar dari pada apa yang
dia dapat lakukan sendiri. Sehingga membutuhkan bantuan orang lain dalam
mencapai tujuan organisasi, sedangkan manajer produksi dan operasilah yang akan
menentukan keberhasilan organisasi perusahaan sebagai produsen yang baik,
selanjutnya keberhasilan usaha suatu perusahaan dalam mencapai tujuan dan
sasarannya ditentukan oleh kemampuan manajer produksi dan operasi, serta
kemampuan manajer pemasaran dan manajer keuangan disamping kemampuan manajemen
puncak atau direksi untuk menciptakan hasil sinergi dari seluruh kegiatan
bersama perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASIONAL
2.1.1 Pengertian
Produksi Dan Operasional
Istilah produksi dan operasi
sering dipakai dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran output, baik
berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu
kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output).
Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa,
dapat diukur kemampuan menghasilkan atau transformasinya, yang sering dikenal
dengan apa yang disebut dengan produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan, kecuali
bahan.
Dalam arti sempit, pengertian
produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang
jadi, barang setengah jadi, bahan industri, suku cadang, dan komponen. Karena
adanya batasan pengertian produksi dalam arti sempit, maka dipergunakanlah
istilah produksi dan operasi, sehingga mencakup pembahasan dalam arti luas
untuk kegiatan masukan (inputs)
menjadi keluaran (output) yang berupa
barang atau jasa.
Pengertian produksi dan operasi
dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk
menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. Yang
terkait dalam pengertian produksi dan operasi adalah penambahan atau penciptaan
kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat, sehingga membutuhkan
faktor-faktor produksi. Dalam ilmu ekonomi faktor-faktor produksi terdiri atas
tanah atau alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan manajerial (managerial skills) serta keterampilan
teknis dan teknologi.
2.1.2 Pengertian Manajemen Produksi Dan Operasi
Manajemen adalah kegiatan atau
usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau
mengkordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain. Dalam pengertian ini terdapat
tiga unsur penting, yaitu adanya orang lebih dari satu, adanya tujuan yang
ingin dicapai, dan orang yang bertanggung jawab akan tercapainya tujuan
tersebut.
Manajemen produksi dan operasi
merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber
daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana
serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah
kegunaan (utility) sesuatu barang
atau jasa. Dari uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa manajemen produksi
dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya
untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna
sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Sasaran dari
organisasi itu antara lain adalah untuk mempeoleh tingkat laba tertentu atau
memaksimalisasi laba, memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan yang baik,
serta berupaya dan berusaha untuk menjamin eksistensi dari organisasi tersebut.
Ada dua permasalahan yang
penting dalam peningkatan produktivitas, yaitu: pertama, produktivitas baru
meningkat bila terdapat peningkatan kondisi kerja dari kondisi yang kurang baik
menjadi kondisi yang lebih baik. Kedua, beberapa hasil peningkatan
produktivitas tidak dapat membantu organisasi secara keseluruhan, karena hasil
tersebut hanya terkait dengan perbaikan pada bidang tertentu saja, sedangkan
bidang yang lainnya mungkin tetap tidak terpengaruh.
Manajer produksi dan operasi dalam mengatur dan
mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya, perlu membuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan,
agar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat dengan apa
yang diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan
tepat waktu yang direncanakan, serta dengan biaya yang rendah.
2.1.3 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi Dan Operasi
Pengambilan keputusan
dimaksudkan untuk memudahkan proses pemilihan alternatif atau penggunaan
peralatan analisis, bagi penentuan keputusan, sehingga dapat diketahui
bagaimana keputusan-keputusan yang rasional harus diambil, dan dengan demikian
dapat ditentukan dan disusun rencana-rencana logis dari keputusan-keputusan
yang diambil atas dasar peralatan ilmu pengetahuan dan matematika atau analisis
kuantitatif serta kenyataan yang terjadi.
Dilihat dari kondisi atau
keadaan dari keputusan yang harus diambil, maka terdapat empat macam
pengambilan keputusan, yaitu:
a. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang
pasti
b. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang
mengandung resiko
c. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang
tidak pasti (uncertainly)
d. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang
timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Dalam kerangka kerja
pengambilan keputusan, bidang produksi dan operasi mempunyai lima tanggung
jawab keputusan utama, yaitu: proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu
atau kualitas. Masing-masing kerangka tanggung jawab keputusan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Proses
Keputusan-keputusan dalam
kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk
memproduksikan produk berupa barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis
peralatan dan teknologi, arus dari proses, tata letak (lay out) dari peralatan dan seluruh aspek dari fisik pabrik atau
fasilitas jasa pelayanan. Banyak keputusan tentang proses ini merupakan
keputusan jangka panjang dan tidak dapat dengan mudah diubah atau direvisi.
b. Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan
untuk memberikan besarnya jumlah kapasitas yang tepat dan penyedian pada waktu
yang tepat.
c. Persediaan
Manajer persediaan membuat
keputusan-keputusan dalam bidang produksi dan operasi, mengenai apa yang
dipesan, berapa banyak yang dipesan, dan kapan pemesanan dilakukan.
d. Tenaga kerja
Dalam menajemen produksi dan
operasi, pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan bidang
keputusan yang sangat penting. Hal ini karena tidak akan terjadi proses
produksi dan operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan.
e. Mutu atau kualitas
Fungsi produksi dan operasi
ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu atau
kualitas dari barang atau jasa yang dihasilkan.
2.1.4 Ruang Lingkup Manajemen Produksi Dan Operasi
Manajemen Produksi dan operasi
seperti yang telah dibahas pada point sebelumnya setidaknya mengajarkan kita
bagaimana utuk mencapai suatu tujuan dengan perencanaan dan keberhasilan
rencana yang telah kita rancang. Untuk itu, dalam manajemen produksi dan
operasi terdapat:
a. Seleksi dan rancangan atau desain hasil
produksi.
b. Seleksi dan perancangan proses dan
peralatan.
c. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan
unit produksi.
d. Rancangan tata letak (layout) dan arus
kerja atau proses.
e. Strategi produksi dan operasi serta
pemilihan kapasitas.
Penambahan dalam pengoperasian
sistem produksi dan operasi akan mencakup:
a. Penyusunan rencana produksi dan operasi.
b. Perencanaan dan pengendalian persediaan
dan pengadaan bahan.
c. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance)
mesin dan peralatan.
d. Pengendalian mutu.
e. Manajemen tenaga kerja (Sumber Daya
Manusia)
2.2 PERKEMBANGAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN
OPERASI
2.2.1 Sejarah
Orang pertama yang memberikan perhatian terhadap cara
berproduksi efisien adalah Adam Smith, dengan menulis buku The Wealth of Nations(1776). Adam Smith mengemukakan keuntungan dari adanya
pembagian kerja (division of labor),yaitu:
1. Bertambahnya kecakapan atau ketrampilan
seseorang apabila orang itu mengerjakan
pekerjaan secara beruang ulang,
2. Diperoleh penghematan waktu, karena sering bergantinya
pekerjaan dari pekerjaan satu ke
pekerjaan yang lain,
3. Ditemukannya mesin-mesin spesialisasi yang hanya
mengerjakan satu macam pekerjaan
saja dalam suatu rangkaian pekerjaan.
Pada
masa ini kemudian terjadi perubahan sistem produksi, dari sistem produksi rumahan menuju sistem produksi dengan
mesin, misalnya ditemukannya alat
pintal, alat tenun, dan mesin uap. Perkembangan produksi menjadi semakin maju dari berkembangnya pabrik-pabrik, kemudian
diikuti dengan perkembangan tenaga kerja.
Eli Whitney (1880) dikenal sebagai orang pertama yang
mempopulerkan komponen yang dapat dibongkar pasang, yang didapat melalui
standardisasi dan pengendalian mutu. Ia
berhasil memenangkan kontrak pemerintah Amerika Serikat untuk 10.000 pucuk
senjata, yang dijual dengan harga tinggi karena senjata tersebut dibongkar
pasang.
Pada 1852, Charles Babbage mengemukakan pendapat bahwa pada
proses produksi barang terdapat kegiatan yang tidak ekonomis dalam hal
pemakaian mesin-mesin dan tenaga
manusia, pada bukunya On the Economy of
Machineryand Manufacturers. Pada masa ini sistem
produksi diharapkan ekonomis sehingga tidak
terjadi pemborosan faktor produksi.
Disusul kemudian oleh FW Taylor tahun 1881 dengan
mengemukakan "metode kerja dengan pembagian
gerak dan waktu secara minimum atau dikenal dengan timeand motions study. FW Taylor mengemukakan empat tugas pokok manajemen, yaitu:
1. Mengganti metode rule of thumb(metode yang tidak berdasar
ilmu) dengan metode
ilmiah yang disebut
motions study
untukmemperhatikan
gerak minimum, sehingga diperoleh hasil maksimum.
2. Manajer harus mengadakan seleksi dan pelatihan
terhadap buruh atau tenaga kerja secara ilmiah serta menghilangkan sifat
individualis diantara para
pekerja.
3. Mengembangkan semangat
kerjasama yang erat
antara buruh, pegawai, dan manajer.
4. Mengadakan pembagian kerja secara jelas antara buruh
dan majikan, sehingga jelas
pembagian tugas dan tanggung jawabnya.
Tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan
pengetahuan mereka terhadap komponen yang distandardisasi dengan lini produksi
semu pada proses pengepakan daging dan industri mail order, dan juga menambahkan konsep baru pada lini produksi,
dimana para pekerja berdiri sementara bahan bergerak. Carles Sonersen menderek sasis mobil pada
sebuah tambang di bahunya melintasi lini produksi di pabrik Foord, saat yang
lainnya menambahkan komponen pada mobil tersebut.
Pengendalian mutu juga berperan besar dalam sejarah manajemen
operasi. Walter shewhart tahun 1924 memadukan pengetahuan statistiknya dengan kebutuhan
akan pengendalian mutu dan menemukan dasar-dasar perhitungan statistik dan
pengambilan sampel untuk mengendalikan mutu. Perkembangan
manajemen operasi dilanjutkan kemudian
dengan munculnya revolusi industri Pada masa ini, terjadi perkembangan-perkembangan yang mengarah ke persaingan hebat dalam bidang
hasil produksi. Para penguasa mulai
memikirkan arti pentingnya ramalan permintaan, peningkatan mutu produk dan forecastingsebagai dampak lanjut dari kemajuan niaga dan politik pemasaran.
Arah kegiatan produksi berpandangan pada:
1. Mencari pasar yang
strategis
2. Mengembangkan
fasilitas produksi dengan perkembangan teknologi
3. Mempromosikan hasil-hasil
produksi.
Pada sesudah dan teriadi depresi, tahun 1930, perkembangan
manajemen operasi mengarah ke penggunaan Scientific Management,ditandai oleh
pengenalan dan pengembangan Statistical
Quality oleh Walter Stewart, tahun 1931, dan pengembangan Work Sampling oleh DHC Tippet, tahun 1934, yang menemukan prosedur sampling untuk mengetahui standar atas kelambatan proses produksi,
waktu kerja, yang dikenal dengan standard of delays.
W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor berpendapat
bahwa manajemen harus berbuat lebih banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja
dan proses agar mutu menjadi lebih baik. Manajemen operasi terus berkembang
dengan adanya sumbangan dari ilmu lain, termasuk teknik industri dan management
science. Ilmu ini seiring dengan statistik juga
manajemen dan ilmu ekonomi telah berkontribusi pada peningkatan produktivitas.
Setelah Perang Dunia II, perkembangan manajemen operasi
menjadi semakin cepat, ditandai dengan
ditemukannya metode Linear Programming, Waiting Line Theory, yang dikembangkan dalam analisa industri, serta mulai
digunakannya komputer dalam desain-desain
system operasi seperti Computer Aided Design, dan Computer Models for Operating Management.
Kontribusi terpenting bagi manajemen operasi adalah dari ilmu
informatika, yang didefinisikan oleh Jay Heizer dan Barry Render sebagai proses
sistematis yang dilakukan pada data untuk mendapatkan informasi. Ilmu informatika, internet, dan e-commerce memberikan sumbangan dalam
peningkatan produktivitas dan menyajikan barang dan jasa yang lebih bervariasi
pada masyarakat.
2.2.2 Faktor Pesatnya
perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi
Pesatnya perkembangan manajemen
produksi dan operasi disebabkan antara lain oleh faktor di bawah ini:
1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi.
2. Revolusi industri
3. Perkembangan alat dan tekhnologi yang
mencakup standardisasi parts dan komponen serta penggunaan komputer.
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang
mencakup ilmiah , hubungan antar manusia dan model keputusan.
2.2.3 Perkembangan Ilmu
dan Metode bagi Manajemen Menurut Taylor
1. Manajemen harus mengganti metode coba-coba
yang berdasarkan ilmu dan ngawur.
2. Manajemen harus mengadakan pemilihan dan
harus melatih serta mengembangka pekerja atau buruh secara ilmiah.
3. Manajemen harus mengembangkan semangat
kerjasama yang erat antara pekerja, buruh dan pegawai.
4. Menejemen harus mengadakan pembagian kerja
antara kaum buruh atau pekerja dengan majikan atau manager.
2.3 FUNGSI DAN SISTEM
PRODUKSI DAN OPERASI
Manajemen Produksi dan Operasi
tidak hanya manajemen pabrik manufaktur. Dalam pembahasan Manajemen Produksi
dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan organisasi pabrik manufaktur,
juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, seperti perbankan, rumah sakit dan
jasa transportasi. Perusahaan atau organisasi jasa, pertumbuhannya sangat
pesat, dan dari hasil-hasil penemuan dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik
Manajemen Produksi dan Operasi dapat dipergunakan secara efektif untuk
mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan atau dijual. Dalam
kegiatan produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang mengubah masukan
(inputs) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran
(output) yang berupa barang atau jasa.
Dalam suatu kegiatan produksi
dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi harus mampu membina dan mengendalikan
arus masukan (inputs) dan keluaran (output), serta mengelola penggunaan
sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar kegiatan dan fungsi produksi dan operasi
dapat lebih efektif, maka para manajer harus mampu mendeteksi masalah-masalah
penting serta mampu mengendalikan dan mengawasi sumber-sumber daya yang sangat
terbatas. Manajer produksi dan operasi harus dapat merencanakan secara efektif
penggunaan sumber-sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan dampak pada
sasaran dan mengorganisasikan pengimplementasian dari rencana. Berdasarkan
rencana yang disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat,
seperti besarnya partai (batch) dari produk untuk macam-macam yang berbeda,
waktu-waktu lembur dan variabel-variabel tenaga kerja yang lain, prosedur
pengendalian mutu, pemesanan bahan dan banyak prosedur-prosedur lain yang harus
diterapkan atau diimplementasikan. Rencana tidak harus selalu diikuti ketidak
tepatan peramalan atau prakiraan penjualan serta banyak alasan-alasan lain.
Manajer produksi dan operasi
membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi dan operasi, serta sistem
transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian yang
penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi yaitu
fungsi, sistem dan keputusan.
Pertama, mengenai fungsi
dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi bertanggung jawab untuk
mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan barang atau
jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi
yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya
dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi
organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.
Kedua, mengenai sistem, dalam
hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang menghasilkan barang
atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi dan
operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk
perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses
pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita berbicara tentang sistem
keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain
diluar produksi dan operasi.
Akhirnya, tentang keputusan,
dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi dan operasi adalah
pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas
dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam pembahasan
manajemen produksi dan operasi adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan dalam manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam proses,
kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu.
Ada empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah :
1. Proses pengolahan, merupakan metode atau
teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (inputs)
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan saran yang
berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan
dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
3. Perencanaan, merupakan penetapan
keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan
dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu
4. Pengendalian atau pengawasan, merupakan
fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan,
sehingga maksud dan tujuan untuk pengunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat
dilaksanakan.
2.4 PERAMALAN
(FORECASTING)
Peramalan adalah proses untuk
memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam
ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Selain itu peramalan juga
didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan.
Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan
menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis.
Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau bisa juga
dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan
pertimbangan yang baik dari seorang manajer.
Peramalan (forecasting)
merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien
khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada
peristiwa eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen seperti:
ekonomi, pelanggan, pesaing, pemerintah dan lain sebagainya.
Peramalan permintaan memegang
peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya dibidang
produksi. Aktivitas manajemen operasi menggunakan peramalan permintaan dalam
perencanaan yang menyangkut skedul produksi, perencanaan pemenuhan kebutuhan
bahan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas produksi,
perencanaan layout fasilitas, penentuan lokasi, pemenuhan metode proses,
penentuan jumlah mesin, desain aliran bahan dan lain sebagainya. Peranan ini
disebabkan adanya tenggang waktu antara suatu peristiwa dengan kebutuhan
mendatang.
Walaupun terdapat banyak bidang
lain yang memerlukan peramalan permintaan, namun aktivitas manajemen operasi di
atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan permintaan baik jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang.
Perusahaan perlu memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang meliputi:
1. Identifikasi dan definisi masalah
peramalan
2. Aplikasi metode peramalan
3. Pemilihan metode peramalan yang tepat
untuk situasi tertentu
4. Dukungan manajemen untuk menggunakan
metode peramalan tertentu
Peramalan tidak terlalu
dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan
permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila
kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Hanya sedikit bisnis
yang dapat menghindari proses peramalan dan hanya menunggu apa yang terjadi
untuk kemudian mengambil kesempatan. Perencanaan yang efektif baik untuk jangka
panjang maupun bergantung pada peramalan permintaan untuk produk perusahaan
tersebut.
Peramalan biasanya
diklasifikasikan berdasarkan horizon
waktu masa depan yang dicakupnya. Horison waktu terbagii atas beberapa
kategori :
1. Peramalan jangka pendek, peramalan ini mencakup jangka
waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya kurang dari 3 bulan. Peramalan ini
digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, penugasan kerja dan
tingkat produksi.
2. Peramalan jangka menengah, umumnya
mencakup hitungan bulanan hingga 3
tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan
anggaran produksi, anggaran kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana
operasi.
3. Peramalan jangka panjang, umumnya untuk perencanan
masa 3 tahun atau lebih. Peramalan
jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal,
lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.
Peramalan jangka menengah dan
jangka panjang dapat di bedakan dari peramalan jangka pendek dengan melihat
tiga hal :
1. Jangka menengah dan jangka panjang
berkaitan dengan permasalahan yang lebih menyeluruh dan mendukung keputusan
manajemen yang berkaitan dengan perencanaan produk, pabrik dan proses. Misalnya
keputusan akan fasilitas pabrik seperti membuka pabrik atau gedung baru.
2. Peramalan jangka pendek biasanya
menerapkan metodologi yang berbeda di bandingkan peramalan jangka panjang.
3. Peramalan jangka pendek cenderung lebih
tepat dibandingkan peramalan jangka panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan permintaan berubah setiap hari. Dengan demikian, sejalan dengan
semakin panjangnya horizon waktu, ketepatan peramalan seseorang cenderung
semakin berkurang. Peramalan penjualan harus diperbaharui secara berkala untuk
menjaga nilai dan integritasnya. Peramalan harus selalu dikaji ulang dan
direvisi pada setiap akhir periode penjualan.
Faktor lain yang harus
dipertimbangkan saat membuat ramalan penjualan, terutama peramalan penjualan
jangka panjang adalah siklus hidup produk. Penjualan produk dan bahkan jasa,
tidak terjadi pada tingkat yang konstan sepanjang hidupnya. Hampir semua produk
yang berhasil melalui empat tahapan : Perkenalan, pertumbuhan, kematangan dan
penurunan.
2.4.1 Jenis Peramalan
Organisasi pada umumnya
menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa
depan :
1. Peramalan Ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi
tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun
perumahan dan indicator perencanaan lainnya.
2. Peramalan Terknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi
yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan
peralatan baru.
3. Peramalan Permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau
layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang
mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input
bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
Peramalan yang baik sagat
penting dalam semua aspek bisnis : peramalan merupakan satu-satunya prediksi
atas permintaan hingga permintaan yang sebenarnya diketahui. Peramalan
permintaan mengendalikan keputusan dibanyak bidang. Berikut ini akan diahasa
dampak peramalan produk pada tiga aktivitas :
1. Sumber Daya Manusia
Mempekerjakan, melatih dan
memberhentikan pekerja, semua tergantung pada permintaan. Jika departemen
sumber daya manusia harus mempekerjakan pekerja tambahan tanpa adanya
persiapan, akiatnya kualitas pelatihan menurun dan kualitas pekerja juga
menurun.
2. Kapasitas
Saat kapasitas tidak mencukupi,
kekurangan yang diakibatkannya bisa berarti tidak terjaminnyapengiriman,
kehilangan konsumen dan kehilangan pangsa pasar.
3. Manajemen Rantai Pasokan
Hubungan yang baik dengan
pemasok dan harga barang dan komponen yang bersaing, bergantung pada peramalan
yang akurat. Sebagai contoh, manufaktur pembuat mobil yang menginginkan TRW
Corp. menjamin keteresediaan kantung udara yang cukup, harus menyediakan
ramalan yang akurat untuk membenarkan ekspansi pabrik TRW.
2.5 PENENTUAN LOKASI
SUATU PABRIK
Tujuan penentuan lokasi suatu
pabrik dengan tepat ialah untuk dapat membantu pabrik beroperasi atau
berproduksi dengan lancar, efektif dan efisien. Dengan adanya penentuan lokasi
suatu pabrik yang tepat atau baik akan menentukan :
1. Kemampuan melayani konsumen dengan
memuaskan
2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup
dan kontinue dengan harga yang layak / memuaskan.
3. Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.
4. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik
dikemudian hari.
Adapun yang menjadi masalah
dalam plant location ini adalah :
1. Karena berubahnya adat kebiasaan
masyarakat.
2. Dengan berpindahnya pusat-pusat penduduk
dan perdagangan
3. Adanya jaringan komunikasi dan
pengangkutan yang lebih baik.
2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik
1. Faktor-faktor utama / primer (Primary
Factors)
a. Letak dari pasar
b. Letak dari sumber-sumber bahan mentah
c. Terdapatnya fasilitas pengangkutan
d. Supply dari buruh atau tenaga kerja yang
tersedia
e. Terdapatnya pembangkit tenaga listrik
(power station)
2. Faktor-faktor skunder (Scondary Factors)
a. Rencana masa depan
b. Biaya dari tanah dan gedung, terutama dlam
hubungannya dengan rencana masa depan
c. Kemungkinan perluasan
d. Terdapatnya fasilitas service
e. Terdapatnya fasilitas pembelanjaan
f. Water supply (persediaan air)
g. Tinggi rendahnya pajak dan undang-undang
perburuhan
h. Masyarakat di daerah itu (sikap, besar dan
keamanan)
i. Iklim
j. Tanah
k. Perumahan yang ada dan fasilitas-fasilitas
lainnya
2.5.2 Tahap-tahap yang dapat dilakukan dalam memilih lokasi suatu pabrik
Ada 3 tahap yang dapat dilakukan dalam
memilih lokasi suatu pabrik, yaitu:
1. Melihat kemungkinan daerah-daerah mana
yang dapat ditentukan sebagai daerah-daerah alternatif dengan melihat ketentuan
dari pemerintah daerah setempat mengenai daerah-daerah mana yang diperkenankan
untuk mendirikan pabrik tertentu. Dalam hal ini pemerintah daerah setempat
perlu dihubungi untuk mendapatkan informasi kemungkinan-kemungkinan daerah yang
dapat dipilih.
2. Melihat pengalaman orang lain atau
pengalaman kita sendiri dalam menentukan lokasi pabrik. Dalam hal ini jenis
barang hasil produksi dan proses pengerjaanya selalu akan menentukan kekhususan
pabrik tersebut, seperti mengenai lokasi, powernya, transportasinya serta faktor-faktor
lain yang dianggap penting.
3. Mempertimbangkan dan menilai
masyarakat-masyarakat dari daerah-daerah yang ada pada tahap kedua telah
dipilih untuk daerah lokasi pabrik karena dianggap paling menguntungkan.
2.6 PERENCANAAN
BANGUNAN PABRIK (Planning The Building)
2.6.1 Economic Factors' yang dapat mempengaruhi pembuatan bangunan.
Suatu bangunan yang
direncanakan secara baik akan memberikan banyak keuntungan. Sebagai contoh
suatu bangunan yang mempunyai design dan perencanaan yang baik akan dapat
membantu mengurangi biaya pengolahan dengan jalan :
1. Mengurangi work in process inventory
2. Menekan biaya pemindahan bahan-bahan
(material handling cost)
3. Menakan biaya-biaya penyimpanan
4. Mengurangi waktu pengerjaan (manufacturing
cycle time)
5. Menyederhanakan prosedur pengawasan atas
pengolahan dan pegawai
6. Mengurangi biaya pemeliharaan pabrik
7. Mengurangi kemacetan-kemacetan dan
gangguan-gangguan atas pekerjaan
8. Memperbesar fleksibilitas dan kegunaan
dari suatu pabrik
9. Mengurangi upah dan biaya-biaya untuk
melatih buruh
10. Memperbesar kesenangan kerja dan
mempertinggi moril para pekerja serta mengurangi turn over buruh.
2.6.2 Jenis-jenis bangunan
Pada dasarnya sebagian besar
dari bangunan-bangunan industri dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Gedung yang tidak bertingkat dengan
pelbagai macam susunan / bentuk atap (single story).
2. High bay and monitor types
3. Gedung yang bertingkat (multy story)
4. Gedung dengan bentuk-bentuk khusus /
tertentu (special types)
2.6.3 Jenis-jenis
konstruksi
Banyak jenis-jenis konstruksi
(types of construktion) yang terdapat pada gedung / bangunan pada dewasa ini,
terutama dalam gedung / bangunan untuk industri seperti dengan digunakannya
kerangka-kerangka kayu, batu bata dan kerangka-kerangka baja.
2.6.4 Pertimbangan-pertimbangan dalam pembuatan design bangunan (design
building)
Adapun
pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan design bangunan
adalah :
1. Fleksibilitas
2. Kemungkinan perluasan / ekspansi
3. Fasilitas bagi para karyawan / pegawai
4. Fasilitas bagi kendaraan maupun
tempat-tempat lain seperti istirahat pekerja, kamar kecil (WC), cafetaria dan
sebagainya.
5. Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan
keamanan pekerja.
6. Hal-hal yang dapat merusak kesehatan
7. Kekuatan dan kapasitas lantai
8. Hal-hal lain
2.7 PENYUSUNAN
PERALATAN PABRIK (Plant Lay Out)
Plant lay out adalah fase yang
termasuk dalam design dari suatu sistem produksi. Tujuan daripada lay out
adalah untuk memperkembangkan sistem produksi sehingga dapat mencapai kebutuhan
kapasitas dan kwalitas dengan rencana yang paling ekonomis.
Lay out yang baik dapat
diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan effisien semua
fasilitas-fasilitas pabrik dan buruh yang ada dalam pabrik. Plant lay out yang
baik dapat membantu kita dalam produksi, dimana dengan penempatan fasilitas
yang baik maka material handling dan material movement dapat ditekan sedikit
mungkin sehingga menurunkan cost yang berarti perusahaan lebih efisien.
2.7.1 Tujuan lay out yang baik
1. Mengurangi jarak pengangkutan material dan
produk yang telah jadi sehingga mengurangi material handling
2. Memperhatikan frekwensi arus pekerjaan
3. Mengurangi ongkos produksi, karena cost
ditekan seminimum mungkin.
4. Mempertinggi keselamatan kerja sehingga
kemanan bekerja semakin terjamin
5. Memberikan hasil produksi yang baik
6. Memberikan service yang baik bagi konsumen
7. Memperbaiki moral pekerja
8. Mengurangi delays (kelambatan) dalam
pekerjaan
2.7.2 Cara-cara pengaturan dari pada lay out
Ada 2 cara pengaturan lay out
yang dipakai yaitu :
1. Atas dasar proses
2. Atas dasar arus atau flow
Oleh karena itu, ada 2 pola lay
out yang utama, yaitu :
1. Proses lay out
Dalam proses lay out semua
mesin-mesin dan peralatan yang sama dikelompokkan dalam suatu area yang sama.
Jadi hanya terdapat satu jenis proses disetiap bagian.
Keuntungan dari proses lay out
adalah :
a. Investasi yang lebih rendah di dalam
equipment (mesin-mesin), karena dalam proses lay outlebih memungkinakan untuk
menggunakan mesin pada tingkat penggunaan yang cukup tinggi karena mengerjakan
satu jenis pekerjaan saja.
b. Sangat flexsible, karena mesinnya general
purpose machine, sehingga dapat mengikuti dengan cepat perubahan dari satu
jenis produk.
c. Manufacturing cost biasanya lebih rendah.
Kerugian dari proses lay out
adalah :
a. Material handling dan material
transportation cost tinggi karena biasanya di sini kita tidak bisa menggunakan
ban berjalan atau mesin-mesin otomatis.
b. Kordinasi dan pengawasan sukar
2. Product lay out
Product lay out adalah dimana
msin-mesin dan fasilitas manufacturing yang lain diatur menurut urutan-urutan
dari proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk.
Keuntungan-keuntungan dari
product lay out adalah:
a. Dapat digunakannya alat-alat yang
otomatis.
b. Dapat digunakannya ban berjalan
c. Inspeksi yang diperlukan lebih sedikit
d. Kebutuhan material dapat dijadwalkan lebih
tepat.
Sedangkan kerugian dari product
lay out adalah :
a. Pekerjaan mudah berhenti
b. Karena sifatnya tidak flexsible maka kalau
terjadi perubahan-perubahan akan memakan biaya yang besar.
c. Tingkat produksinya sudah fixed.
d. Sifat pekerjaan adalah satu irama saja
sehingga dapat membosankan, maka efisiensi pekerja akan menurun.
e. Investasinya tinggi
2.8 PENERANGAN, SUARA
RIBUT DAN UDARA DALAM PABRIK
2.8.1 Penerangan
(Lighting) pabrik
Adapun keuntungan-keuntungan dari adanya
penerangan yang baik adalah:
1. Menaikkan produksi dan menekan biaya
2. Meningkatkan pemeliharaan gedung dan
kebersihan pabrik
3. Mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi
4. Memudahlkan pengamatan / pengawasan
5. Memperbaiki moril para pekerja
6. Lebih mudah untuk melihat
Hubungan produktivitas dengan
penerangan adalah:
1. Bila
terdapat penerangan yang cukup akan memberikan pertambahan produksi
2. Pabrik
texstil memperoleh pertambahan out put sebesar 9% dan mengurangi biaya
perbaikan sebesar 33%.
Ciri-ciri penerangan yang baik
adalah :
1. Sinar / cahaya yang cukup
2. Sinar yang tidak berkilauan atau
menyilaukan
3. Tidak terdapat kontras yang tajam
4. Cahaya terang
5. Distribusi cahaya yang merata
6. Warna yang sesuai
Sumber-sumber penerangan yang
digunakan :
1. Lampu pijar / listrik biasa
2. Lampu mercury
3. Lampu neon
2.8.2 Suara ribut
Bunyi ribut ini perlu
dipertimbangkan karena mengganggu kesenangan kerja, merusak pendengaran pekerja
dan menimbulkan komunikasi yang salah.
1. Pengukuran suara atau bunyi ribut
Kemampuan telinga untuk
mendengar secara ekstrim berkisar antara 7 sampai 20.000 cycles / detik getar
suara. Suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur suara adalah bel atau
decibel. 1 decibel = 1/10 bel. Decibel adalah suatu istilah yang relatip
digunakan untuk menyatakan suatu logaritma dari pada perbandingan antara 2
kekuatan suara / bunyi yaitu intensitas atau tekanannya.
2. Pengaturan suara
Tujuan dari pada pengendalian
suara atau bunyi di samping untuk menghemat uang yang dikeluarkan untuk
pengaturan ini adalah untuk menjaga agar pendengaran buruh / pekerja tetap
baik.
2.8.3 Udara dalam
pabrik
Salah satu sistem yang penting
dalam hal ini adalah air conditioning (AC).
1. AC (Air Conditioning)
AC tidak mendinginkan udara
tapi dengan suatu sistem juga digunakan untuk mengontrol temperatur, kelembaban
udara dan kebersihannya.
Alasan perusahaan memasang AC
system dan memperhatikan kondisi pekerja, yaitu karena ruang kerja yang baik
akan memberikan kemungkinan :
a. Memperbesar hasil (out put)
b. Memperbaiki kwalitas pekerjaan dan
kecakapan bekerja dari karyawan
c. Menambah kebersihan pabrik
d. Mengurangi biaya pemeliharaan
e. Mengurangi turn over buruh
f. Mengurangi pemborosan
g. Merupakan daya tarik untuk bekerja lebih
baik
2. Pemanasan (Heating)
Untuk pemanasan dalam pabrik,
banyak pabrik yang menggunakan unit pemanasan dari langit-langit (ceiling)
pabrik yang terdiri dari sirkulasi (lingkaran pemanas) dengan gas, elektrik,
air atau uap dengan suatu blower untuk mempengaruhi sirkulasi udara.
Komentar
Posting Komentar